MediaJustitia.com: Tindaklanjut kerja sama di tahun 2023, Universitas Borobudur dan International Transnational Education Between China and Indonesia (ITEA) tandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pada Sabtu (30/03/24).
Penandatanganan MoU dilakukan antara Universitas Borobudur dengan 7 (tujuh) institusi pendidikan di China, antara lain Shandong Polytechnic, Xi’an Vocational and Technical College, Heilongjiang Agriculture Economy Vocation College, Guandong Polytechnic of Water Resources and Electric Engineering, Suzhou Polytechnic Institute Of Agriculture, Chongqing Water Resources and Electric Engineering College, serta Shanghai Urban Construction Vocational College.
Kegiatan penandatanganan diikuti dengan International Symposium bertajuk “Symposium on International Education Collaboration between China and Indonesia in the Era of Globalization”
Para peserta dan tamu undangan terlebih dahulu disuguhkan dengan penampilan Tari Kreasi dan diikuti dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia (Indonesia Raya) dan lagu kebangsaan Tiongkok (Yiyongngjun Jincingqu).
Rektor Universitas Borobudur, Prof. Ir. Bambang Bernanthos, M.Sc., menyampaikan bahwasanya penandatanganan MoU dan International Symposium merupakan awal mula kerja sama antara Indonesia dan China.
“Semoga dengan telah dilaksanakannya kerja sama ini, akan ada berbagai tindaklanjut, antara baik itu pelaksanaan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pertukaran mahasiswa, melaksanakan program merdeka belajar kampus merdeka, dan kegiatan lainnya sebagai kekuatan dalam menjalankan kerja sama yang bersinergi dan berkelanjutan,” ujar Prof. Bambang.
Hal serupa disampaikan oleh Prof. Dr. Toni Toharudin, S.Si., M.Sc (Kepala LLDikti Wilayah III) yang berharap kerja sama tidak hanya dalam bentuk penandatanganan MoU namun bisa direalisasikan dalam berbagai program, mengingat salah satu fokus utama LLDikti adalah untuk menjalin kolaborasi antara perguruan tinggi di Jakarta dan negara lainnya guna meningkatkan kualitas pendidikan.
Presiden ICCCM / ITEA, Prof.Dr.Ir. Mohammad Nuh, DEA turut menyambut baik penandatanganan MoU dan International Symposium sebagai platform untuk bertukar ide dan mengeksplor kemungkinan-kemungkinan terbaik dalam peningkatan kualitas pendidikan.
Pada International Symposium yang dipandu oleh Dr. Roma Nova Cahjati Poetry, S.E., M.B.A. (salah satu dosen pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur), ketujuh pembicara memperkenalkan informasi berupa pemaparan mengenai program kerja sama yang akan dilaksanakan oleh Universitas Borobudur dan ITEA China di biadng pendidikan seperti seperti penyelarasan kurikulum, penelitian, pertukaran pelajar, visiting scientists, dan lainnya.
Adapun ketujuh pembicara terdiri atas:
Pemaparan ditutup dengan sesi diskusi dengan peserta kegiatan dan pertukaran cinderamata.
“Saya yakin hari ini kelak akan diperingati sebagai momen penting, sebagai hari istimewa yang patut untuk dirayakan. Saya umumkan bahwa ITEA akan berlayar mulai hari ini, penandatanganan MoU hari ini akan menjadi tonggak sejarah baru! Tujuan kita semua sama, meskipun terpisah gunung dan lautan, dimanapun kita berada, disitulah rumah ITEA berada,” pungkas Prof. Nicy Bai (Director ITEA).
Dengan adanya International Symposium, diharapkan hubungan kerja sama antar perguruan tinggi akan semakin erat dan peluang baru di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat akan semakin terbuka.
Diketahui, Universitas Borobudur sebelumnya telah menjalin sejumlah kerja sama dengan ITEA di tahun 2023, antara lain bersama Universitas PGRI Yogyakarta, dan juga kunjungan ke China oleh ITEA dalam rangka menghadiri seminar.
Dalam wawancara terpisah bersama awak media, Prof. Bambang, Prof Didik dan Prof Cyntia Wu (Indonesia Reginal Manager ICCM/ITEA) menyampaikan bahwasanya ITEA dan Universitas Borobudur sedang mendirikan Indonesia China Technology Institute (ICTI) sebagai kampus baru yang akan membuka peluang bagi pendidik dan/atau pelajar asing untuk ke Indonesia.
“ITEA juga sudah mendirikan sekretariat di Universitas Borobudur, di lantai dasar gedung B sebagai tempat untuk aktivitas kerja sama bilateral antara Indonesia dan China. Kepala LLDIkti juga sudah merestui bahkan membantu untuk merealisasikan kampus baru ICTI di Indonesia. Hal ini merupakan langkah pertama di Indonesia dan tempatnya di Universitas Borobudur,” jelas Prof Didik.
Keberadaan ICTI juga akan berkolaborasi secara langsung dengan pihak industri, seperti halnya Kereta Cepat Indonesia China “Whoosh” yang dikabarkan akan diproduksi oleh anak-anak Indonesia yang dilatih di China.