MediaJustitia.com: Dalam resolusi yang tercapai pada Jumat (8/10/2021), Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC) mengakui bahwa akses terhadap lingkungan yang aman, bersih, sehat dan berkelanjutan adalah bagian dari hak asasi manusia (HAM).
Setiap tahunnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan terdapat 13,7 juta kematian atau sekitar 24,3% dari total global yang disebabkan oleh risiko lingkungan seperti polusi udara dan paparan bahan kimia.
Duta Besar Kosta Rika, Catalina Devandas Aguilar, mengatakan keputusan itu akan “mengirim pesan yang kuat kepada masyarakat di seluruh dunia yang berjuang dengan kesulitan iklim bahwa mereka tidak sendirian.”
Resolusi atas akses terhadap lingkungan sebagai bagian dari HAM diusulkan oleh Kosta Rika, Maladewa, Maroko, Slovenia dan Swiss pertama kali pada tahun 1990-an. Meskipun sempat dikritik oleh beberapa negara seperi Amerika Serikat dan Inggris, usulan tersebut tetap mendapat dukungan signifikan sebesar 43 suara, salah satunya oleh Indonesia.
Resolusi tersebut memang tidak mengikat secara hukum, tetapi berpotensi untuk membentuk standar global. Pengacara yang terlibat dalam litigasi iklim mengatakan itu bisa membantu mereka membangun argumen dalam kasus yang melibatkan lingkungan dan hak asasi manusia.
“Ini memiliki potensi yang mengubah hidup di dunia di mana krisis lingkungan global menyebabkan lebih dari sembilan juta kematian dini setiap tahun,” kata David Boyd, pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia dan lingkungan, yang menyebut keputusan itu sebagai “terobosan bersejarah.”
Pemungutan suara terhadap resolusi tersebut dilakukan beberapa pekan sebelum KTT COP26 yang membahas perubahan iklim di Glasgow, Skotlandia. Hasil pengakuan secara resmi terhadap lingkungan yang aman, bersih, sehat dan berkelanjutan, menambahkan menambahkan bobot pada perjuangan global melawan perubahan iklim dan konsekuensinya yang menghancurkan.
Loading ...